Masyarakat selingkaran sungai Batanghari tampak antusias menyaksikan pelepasan puluhan Tempek (perahu) yang menuju lokasi perhelatan Pamalayu di Candi Pulau Sawah.
Suara musik tradisional terdengar mengiringi rombongan menuju lokasi. Sementara peserta arung dari berbagai OPD Dharmasraya juga terlihat mengenakan baju adat Minangkabau.
Setelah 25 menit perjalanan menggunakan Tempek, rombongan sampai di lokasi helat dan di sambut Dirjen Kebudayaan, rombongan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Gubernur Jambi serta rombongan Walikota dan Bupati kedua Provinsi.
Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan sebagai tuan rumah mengaku kegiatan ini adalah dalam rangka menjaga peradaban yang ada di sepanjang Sungai Batanghari.
"Perlu kerjasama yang kongkrit untuk menjaga sungai yang menjadi sumber penghidupan masyarakat serta peninggalan peradaban yang harus terus di jaga, " katanya.
Ditambahkannya, kemudian perlu terus dikampanyekan kepada generasi penerus terkait cerita atau sejarah yang menarik untuk diteliti dan di gali.
"Saya mengulas kembali, kita tidak kembali kepada agamanya, namun belajar kepada peradaban peninggalan Budha dan Hindu yang ada di tanah Dharmasraya, " ucapnya.
Sutan Riska bersyukur karena kampanye pentingnya menjaga Sungai Batanghari melalui Festival Pamalayu didengar oleh Gubernur Sumbar terutama Provinsi Jambi.
"Berharap Sungai Batanghari yang menjadi kebanggaan masyarakat Dharmasraya makin membaik, " tutupnya.(**)